Entri Populer

Selasa, 18 Januari 2011

pandangan tentang IQ oleh Mr. Andri Ariestanto (Master Coach Personality)


INDONESIA JENIUS - IndonesiaJenius.com - Training Aktivasi Otak Tengah Terbaik di IndonesiaBeberapa saat yang lalu saya berkesempatan untuk hadir reuni kampus di almamater saya di Malang. Sungguh satu kesempatan yang sangat berharga karena saya dapat bertemu lagi dengan teman-teman kuliah dan para dosen setelah 12 tahun berpisah.
Masuk ke komplek kampus tempat saya menuntut ilmu benar-benar membawa kembali kenangan indah saat kuliah dulu. Bertemu dengan teman dan dosen, mengenang kembali memori-memori indah saat masih remaja dulu, sungguh satu pengalaman yang sangat berharga.
Teman-teman yang sudah 12 tahun tidak bertemu banyak menyimpan cerita seru, ada yang sudah jadi PNS sukses, ada yang sudah jadi pengusaha sukses, ada yang masih sukses berkumpul dengan mertua, ada yang sudah punya 4 anak, ada yang sudah jadi janda dengan 2 anak, ada yang tambah gemuk, ada yang masih kurus, ada yang masih bergaya mahasiswa, ada yang rambutnya sudah beruban, ada yang masih jomblo, ada yang barusan jadi pengantin baru, ada yang hanya telpon saya tidak bisa datang dengan alasan tidak percaya diri karena merasa belum sukses, dsb.
Dari kesan-kesan yang saya dapat saat reuni itu, satu kesan yang sangat mendalam yang teringat sampai saat ini adalah pertanyaan yang diajukan baik teman-teman kuliah maupun para dosen. Pertanyaannya adalah. “Kamu, sekarang kerja dimana?”, “Bagaimana kabar keluargamu?”, “Apa bisnis yang kamu jalankan sekarang?”, “Kamu tinggal di mana?”, “Berapa putramu sekarang?”, dan masih banyak pertanyaan lain yang tidak ada hubungannya dengan nilai (IP) saya sewaktu di kuliah dulu.
Mengapa ini saya anggap penting? Karena pertanyaan ini sebenarnya lebih mengarah pada prestasi seseorang setelah sekolah formal (SMA atau Universitas). Tidak ada satu pun teman atau dosen yang bertanya kepada alumnus, “Berapa IP saat lulus dari perguruan tinggi?” Dan untung mereka tidak bertanya seperti ini karena saya bukanlah orang yang lulus dengan IP 3,999999 yang luar biasa. Walaupun kalau bongkar-bongkar arsip lama, lumayanlah dulu masih IP 3 dan IQ dua kali skornya 117 dan 121.
Lalu apa hubungan cerita tersebut dengan judul tulisan ini ? Sangat banyak. Dulu sewaktu masih sekolah, dan ini berlaku sampai sekarang, paradigma yang ada di masyarakat kita adalah bahwa IQ yang tinggi dan nilai akademis yang tinggi adalah jaminan hidup sukses. Orangtua dan sekolah menuntut para murid untuk berprestasi maksimal. Apa ukuran prestasi yang baik? Jawabannya adalah nilai rapor atau indeks prestasi (IP) yang tinggi.
INDONESIA JENIUS - IndonesiaJenius.com - Training Aktivasi Otak Tengah Terbaik di IndonesiaTernyata saat saya terjun ke masyarakat setelah menyelesaikan sekolah formal, fakta di lapangan berbicara lain. Ada orang yang sekolahnya biasa-biasa saja tetapi dia sangat berhasil dalam hidupnya, baik dari sisi mental, emosional, maupun terutama dari sisi finansial. Saya banyak bertemu dengan orang yang berprestasi sangat baik saat kuliah dulu, ternyata setelah terjun ke masyarkat prestasi mereka biasa-biasa saja.
Tapi mohon jangan salah dimengerti. Apapun dalam melakukan dan mengerjakan sesuatu memang kita harus dituntut untuk meraih yang terbaik. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa orang yang nilainya baik ternyata prestasinya di masyarakat akan biasa-biasa saja. Ada banyak sarjana yang sangat berprestasi di bidang akademis dan juga sangat berprestasi di masyarakat.
Lalu apa maksud judul di atas? Saya hanya ingin mengajak pembaca untuk sedikit berpikir dan menelaah paradigma yang menyatakan bahwa IQ yang tinggi dan nilai akademis yang baik adalah jaminan hidup sukses. Apakah paradigma ini benar? Semuanya saya kembalikan kepada penilaian pembaca.
INDONESIA JENIUS - IndonesiaJenius.com - Training Aktivasi Otak Tengah Terbaik di IndonesiaSaya mendapatkan hasil survey yang sangat terkenal di Amerika yang ingin saya informasikan, berharap menambah info bagi pembaca sekalian. Ternyata ada banyak faktor lain yang menentukan keberhasilan sesorang. IQ bukanlah segala-galanya.
Berikut ini adalah hasil survey yang dilakukan oleh yang ditulis dalam buku The Millionare Mind. Survey ini dilakukan di Amerika dengan total 1.001 responden. Dari 1.001 orang ini, 733 adalah miliuner dengan kekayaan diatas USD 1 Juta (Lebih dari Rp. 10 Milyard).

Daftar faktor sukses berikut ini ditulis berdasarkan urutan pengaruh. Nomor 1 berarti memiliki pengaruh paling besar, dan seterusnya.
FAKTOR SUKSES
  1. Bersikap Jujur Kepada Semua Orang
  2. Mempunyai Disiplin Yang Baik
  3. Pintar Bergaul
  4. Mempunyai Pasangan Hidup Yang Mendukung
  5. Bekerja Keras Daripada Orang Lain
  6. Mencintai Karier / Bisnis
  7. Memiliki Kualitas Kepimpinan Yang Baik Dan Kuat
  8. Memiliki Semangat / Kepribadian Yang Sangat Kompetitif
  9. Mengatur Hidup Dengan Sangat Baik
  10. Memiliki Kemampuan Untuk Menjual Ide Atau Produk
  11. Melakukan Investasi Dengan Bijaksana
  12. Melihat Peluang Yang Tidak Dilihat Oleh Orang Lain
  13. Berani Mengambil Resiko Keuangan Bila Memberikan Hasil Yang Baik
  14. Memiliki Mentor Yang Baik
  15. Memilki Hasrat Untuk Menjadi Figur Yang Dihormati
  16. Membangun Usaha Sendiri
  17. Menemukan Peluang Yang Menguntungkan
  18. Memiliki Energi Yang Besar
  19. Fisik Yang Sehat
  20. Memilki IQ Yang Tinggi / Superior
  21. Mengambil Spesialisasi
  22. Masuk Sekolah Yang Top
  23. Mengabaikan Kritik Orang Yang Tidak Ada Gunanya
  24. Hidup Hemat
  25. Memilki Iman / Spiritual Yang Kuat
  26. Beruntung
  27. Investasi Di Perusahaan Publik
  28. Memiliki Penasihat Investasi Yang Baik
  29. Lulus Dengan Bilai Terbaik / Hampir Terbaik
Sekali lagi saya tidak bermaksud mengatakan bahwa nilai akademis tidak penting. Yang ingin saya sampaikan adalah agar kita sebagai orang tua dan guru (sekolah) mau memperhatikan faktor-faktor lain selain IQ.
Sewaktu workshop dan seminar, saat saya menyampaikan fakta ini, mendapatkan tanggapan yang bervariasi. Ada yang langsung memahami, ada yang bingung, dan ada yang langsung protes dan menentang. Menanggapi hal ini saya hanya bisa tersenyum dan mengembalikan kepada masing-masing pribadi.
Intinya, menurut saya sebaiknya mulai saat ini kita sebagai orang tua ataupun guru, dosen untuk mulai memperkenalkan faktor-faktor lain selain nilai akademis maupun IQ. Minimal kita sudah berusaha memberikan bekal untuk anak kita. Lebih bagus lagi jika segera action untuk melakukan saat ini, semoga di 10 – 20 tahun kedepan anak kita termasuk golongan orang-orang yang sukses, baik dari sisi mental, emosional, maupun terutama dari sisi finansial, lebih sukses dari pada kita sebagai orang tua. Terjelek anak kita nantinya mempunyai kekayaan minimal diatas USD 1-2 juta (Rp. 10-20 Milyard). Amien.