Metode Aktivasi Otak Tengah Anak Diperkenalkan di Denpasar
Suasana pelatihan aktivasi otak tengah
Denpasar (Antara Bali) - Pendidikan dengan pendekatan metode aktivasi otak tengah yang diperkenalkan di Denpasar, diyakini mampu membangkitkan kecerdasan dan membentuk karakter anak.

"Pendekatan dengan pengaktifan otak tengah pada dasarnya untuk meningkatkan daya ingat dan memori anak," kata Ahmad Affandy, salah seorang trainer pengaktifan otak anak di Denpasar, Minggu.

Dijelaskan, dalam dunia pendidikan berbagai macam metode belajar diterapkan pada anak, salah satunya yang masih tergolong baru dan cukup fenomenal adalah melalui aktivasi otak tengah.

Pada umumnya, metode baru itu diterapkan pada anak usia 5 hingga 15 tahun, yakni saat mereka berada dalam masa perkembangan.

Metode itu menerapkan aktivasi otak tengah seperti melalui pelatihan yang baru pertama diperkenalkan di Bali.

"Kami ajari anak-anak belajar dengan sistem bermain," kata Affandy, yang juga trainer di Sekolah Anak Jenius yang berpusat di Malang, Jawa Timur.

Lewat program Indonesia Jenius yang memulai traning untuk anak usia SD dan SMP itu, mendapat animo dari kalangan orang tua yang ingin anaknya berkembang dan kreatif.

"Kami memasukkan dengan hal-hal tentang pengembangan diri, supaya anak berkembang secara optimal," katanya menjelaskan.

Training yang berlangsung dua hari itu sebagai salah satu terobosan dalam dunia pendidikan. Dari sembilan anak yang mengikuti metode itu, didapat fakta bahwa peserta lebih mudah berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu.

"Hasilnya adalah ketika otak sudah diaktifkan anak lebih mudah berkonsentrasi. Bahkan muncul fenomena dalam diri anak yang berbeda-beda, misalnya melihat kartu, gambar, warna bola dengan mata tertutup," ujarnya.

Metode yang dilakukan secara ilmiah itu, diberikan kepada anak dengan cara memberi motivasi dalam kondisi nyaman dan menyenangkan, termasuk senam otak serta kolaborasi peralatan elektronik dan gelombang suara.

Seperti diakui Wira Aditya, salah seorang peserta siswa kelas 3 SMP Muhammadiyah I Denpasar, yang segera bisa membedakan warna setelah mengikuti pelatihan.

"Sebelumnya saya tidak bisa membedakan warna. Setelah mengikuti pelatihan ini saya bisa membedakan warna merah dan hitam dengan cara mencium dan meraba," katanya.(*)